GOR Waringin, Jl. Raya Abepura-Kotaraja, Wai Mhorock, Abepura, Kota Jayapura, Papua

Sejarah PBSI

Olah raga bulu tangkis masuk ke Indonesia atas pengaruh kolonialisme Inggris di dua negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura. Ihwal terbentuknya badan olahraga bulu tangkis nasional berawal dari sejumlah perkumpulan sejak dekade 1930-an. Seperti dikutip dari buku Bulu Tangkis Dasar (2017) karya Dhedy Yuliawan, beberapa perkumpulan bulu tangkis tersebut adalah Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League yang berlokasi di Jakarta. Pengaruh dari terbentuknya perkumpulan bulu tangkis membuat olahraga itu dikenal secara luas, berawal dari Sumatera hingga menuju ke Jawa.

Namun demikian, perkumpulan-perkumpulan bulu tangkis di Indonesia masih bergerak sendiri-sendiri tanpa satu tujuan dan satu cita-cita perjuangan bersama, hal tersebut diakibatkan karena belum adanya satu organisasi secara nasional, sebagai organisasi pemersatu.

Untuk menempuh jalan menuju satu wadah organisasi maka cara yang paling tepat adalah mempertemukan tokoh perbulu tangkisan dalam satu kongres. Pada saat itu memang agak sulit untuk berkomunikasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Satu-satunya yang bisa ditempuh adalah lingkungan Pulau Jawa saja. Itupun bisa ditempuh setelah terbentuknya PORI (Persatuan Olah Raga Republik Indonesia).

Usaha yang dilakukan oleh Sudirman dan kawan-kawan dengan melalui perantara surat yang intinya mengajak mereka untuk mendirikan PBSI membawakan hasil. Maka dalam suatu pertemuan tanggal 5 Mei 1951 di Bandung lahirlah PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) dan pertemuan tersebut dicatat sebagai kongres pertama PBSI. Ketika itu kepengurusan yang terpilih adalah Ketua Umum: A. Rochdi Partaatmadja, Ketua I: Dick Sudirman, Ketua II: Tri Tjondrokoesoemo, Sekretaris I: Amir, Sekretaris II: E. Soemantri, Bendahara I: Rachim, dan Bendahara II: Liem Soei Liong.

Dengan adanya kepengurusan tingkat pusat itu maka kepengurusan di tingkat provinsi menjadi Pengprov (Pengurus Provinsi) sedangkan Pengkab (Pengurus Kabupaten) atau Pengkot (Pengurus Kota) adalah nama yang diberikan kepada kepengurusan di tingkat kabupaten atau kotamadya.

Daftar Ketua Umum PBSI dari masa ke masa:

  1. A. Rochdi Partaatmadja [periode 1951-1952]
  2. Dick Sudirman [periode 1952-1963]
  3. Sukamto Sayidiman [periode 1963-1965]
  4. Padmo Sumasto [periode 1965-1967]
  5. Dick Sudirman [periode 1967-1981]
  6. Ferry Sonneville [periode 1981-1985]
  7. Tri Sutrisno [periode 1985-1993]
  8. Soerjadi [periode 1993-1997]
  9. Subagyo Hadi Siswoyo [periode 1997-2001]
  10. Chairul Tanjung [periode 2001-2004]
  11. Sutiyoso [periode 2004-2008]
  12. Djoko Santoso [periode 2008-2012]
  13. Gita Wirjawan [periode 2012-2016]
  14. Wiranto [periode 2016-2020]
  15. Agung Firman Sampurna [periode 2020-2024]